🪐 Sholawat Wahidiyah Dan Artinya
Presentasiberjudul: "PENYIAR SHOLAWAT WAHIDIYAH"— Transcript presentasi: 1 PENYIAR SHOLAWAT WAHIDIYAH ADMINISTRASI PENYIAR SHOLAWAT WAHIDIYAH Oleh : Mochammad Makinun Amin Sekretaris I DPP PSW. 2 Pengertian Administrasi PSW Administrasi adalah suatu proses kegiatan yang umum dalam suatu usaha bersama; seni administrasi adalah mengarahkan, mengkoordinir dan mengendalikan orang banyak untuk
RiyadhohArtinya - Python. Kunci Sholawat Fatih dan Bacaannya: Khodam dan Sejarahnya. Ipul Paytren Tangsel: Sukses 40 Hari Ala Ustadz Yusuf Mansur. BAB II SHALAWAT WAHIDIYAH DAN AJARANNYA 1. Wahidiyah mempunyai tujuan terwujudnya - [PDF Document]
SejarahSingkat lahirnya Sholawat Wahidiyah Pada awal bulan Juli 1959. Hadlrotus Syekh Al-Mukarrom Romo KH Abdoel Madjid Ma'roef, Pengasuh Pesantren Kedunglo, Desa Bandar Lor, Kota Kediri, menerima "alamat ghoib"- istilah Beliau - dalam keadaan terjaga dan sadar, bukan dalam mimpi.
SholawatWahidiyah dan Ajarannya oleh K.H. eru Sudjiharnanto, S.Pd., Anggota MTP PSW dalam Acara Perkemahan Kubro Wahidiyah 2014 di Pantai Kenjeran Surabaya Ta
Adapunsalah satu Sholawat yang berfaedah untuk menjernihkan hati dan Ma'rifat Billah adalah Sholawat Wahidiyah. Berdasarkan pengalaman Jumhurul ulama dan Awamil (orang umum), merasakan manfaatnya membaca sholawat dalam segala bidang baik duniawi (kesuksesan dunia), maupun ukhrowi (menghantar amal akhirot).
Kata"WAHIDIYAH" diambil sebagai tabarrukan (mengambil berkah) salah satu dari "ASMAUL HUSNA" yang terdapat dalam Sholawat yang pertama, yaitu "W AA HIDU", artinya "MAHA SATU". Satu tidak bisa dipisah-pisahkan lagi. Mutlak satu AZALAN WA ABADAN. "Satu" bagi Alloh tidak seperti "satu"-nya" makhluq.
pCK2zJ. Sholawat Wahidiyah – Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Bismillahi Alhamdulillah La haula wala quata illa shali’ala sayyidina Muhammadin Shalallahu’alaihi wa salam wa ala ali sayyidina Muhammadin Shalallahu’alaihi wa salam wa umatihi seorang Muslim bershawalat sudah menjadi sebagian kewajiban dalam kehidupan sehari-hari. Dalam bershalawat kita bisa meraih manfaat yang terkandung di dalam, selain itu juga agar kelak bisa mendapatkan syafaat dari baginda Nabi Muhammad tentunya bukan hanya bagi seorang Muslim sajalah yang dianjurkan untuk bershalawat, bahkan Allah SWT dan para Malaikatnya pun ikut bershalawat kepada Rasulullah SAW. Seperti yang sudah dijalaskan dalam sebuah dalil sebagai berikut ;اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.” 56Oleh karena itu, kita dianjurkan untuk selalu bershalawat kepada Nabi SAW dengan istiqomah dan juga dengan hati yang Sholawat Wahidiyah2 Bacaan Sholawat Wahidiyah Arab, Latin Dan Terjemahannya3 Keutamaan Sholawat Wahidiyah Dan Cara Keutamaan Cara Mengamalkan 4 TerkaitDalam beberapa sumber menjelaskan dalam artian umum, bahwa sholawat ini adalah rangkaian doa-doa sholawat Nabi seperti yang tertulis dalam lembaran sholawat wahidiyah, termasuk kaifiyah cara dan adab/tatakrama dalam keterangan lainnya menjelaskan, bahwa sholawat ini merupakan rangkaian redaksi sholawat Nabi SAW yang oleh Allah dikaruniai berbagai faedah berupa kejernihan hati dan ketentraman jiwa, meningkatkan daya ingat sadar atau ma’rifat kepada Allah dan juga sholawat ini adalah seluruh rangkaian doa-doa sholawat yang tertulis dalam lembaran sholawat ini, segala kandungan yang terdapat di dalamnya dan cara pengamalannya, termasuk bacaan surat ini berfungsi sebagai thoriqoh dalam artian “Jalan” meuju sadar kepada Allah SWT, tidak termasuk ke dalam kategori jamiyah thoriqoh. Dan memiliki manfaat untuk menjernihkan hati bagi yang membacanya dan ma’rifat sadar kepada Allah SWT dan ini sendiri memiliki kandungan makna yang berupa suatu sistem bimbingan praktis dalam meraih Iman, Islam, dan Ihsan yang kemudian disebut dengan Ajaran ini bisa diamalkan oleh siapa saja sama seperti sholawat-sholawat lainnya, tanpa syarat adanya silsilah atau sanad. Karena sanad dari segala sholawat adalah shohibus sholawat itu sendiri yaitu Rasulullah pandangan sunnah, sholawat ini adalah sholawat yang dita’lif oleh Hadlratul Mukarrom Mbah Ma’ruf QS wa Ra pada tahun 1959, setelah beliau mendapatkan rukyah sholihah yang isinya mengangkat akhlak dan iman masyarakat agar kembali kepada ajaran Rasulullah ini dan ajaran wahidiyah telah diijazahkan secara mutlak oleh Mualifnya, yakni Hadlratul Mukarrom Mbah Majid Ma’ruf Qs wa Ra, selaku pengasuh pondok pesantren Kedunglo, Kelurahan Bandar Lor, Kecamatan Mojoroto, Kediri, Jawa ini sendiri sudah mulai disiarkan pada awal tahun 1963M Buku Materi Up Grading Da’I Wahidiyah.Wahidiyah Sebagai Sholawat dan AjaranWahidiyah Sebagai SholawatPara masyarakat atau pengikut wahidiyah memiliki pandangan bahwa sholawat ini adalah sebagai tharekat lebih-lebih jika bershalawat yang disertai dengan adab yang tepat, lalu menghormati yang semestinya dan juga mahabbah kepada Rasulullah SAW, merupakan bagian penting dalam tharekat untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT yang telah disusun oleh para Ghauts pada setiap Sholawat Wahidiyah Arab, Latin Dan TerjemahannyaBerikut bacaan lembaran sholawat wahidiyah beserta artinyaAUROD/BILANGAN MUJAHADAH 40 HARIإِلىَ حَضْرَةِ سَـيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلىَ الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ ألْفَاتِحَةْIlaa hadlroti sayyidinaa muhammadin shollalloohu’alaihi wassalam, alfaatihah ! membaca surat al-fatihah 7xArtinya Di hadiyahkan ke haribaan Junjungan kami Kanjeng Nabi Besar Muhammad Shollallohu alaihi Wasallam. حَضْرَةِ غَوْثِ هَذَاالزَّمَانِ وَسَآئِرِ أَوْلِيَآءِ اللهِ رَضِيَ الله ُتَعَالىَ عَنْهُمْ ألْفَاتِحَةْWa ilaa hadlroti ghoutsi haadaz-zaman waa’awaanihi wasaaairi auliyaaillaahi rodliyalloohu ta’aala anhum alfaatihah ! membaca surat al-fatihah 7xArtinya Dan di hadiyahkan ke pangkuan Ghoutsi Hadhazzaman, Para Pembantu Beliau dan segenap Kekasih ALLAH, Rodiyallohu ta’alaa Anhum. Al-Fatihah !أَللّهُمَّ يَاوَاحِدُ يَاأَحَدْ، يَاوَاجِدُ يَاجَوَادْ، صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلىَ سَـيِّدِنَا محَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا محمّدْ، فيِ كُلِّ لَمْحَةٍ وَّنَفَسٍ بِّعَدَدِ مَعْلُوْمَاتِ اللهِ وَفُيُوْضَاتِهِ وَأَمْدَادِهِAlloohumma yaa waahidu yaa ahad, yaa waajidu yaa jawaad, sholli wasallim wabaarik alaasayyidinaa muhammadiw-wa’alaa aali sayyidinaa muhammad. Fii kulli lamhatiw wa nafasim bi’adadi ma’lumaatillaahi, wa fuyu dhotihi wa amdaadih. 100xArtinya Yaa Alloh, Yaa Tuhan Maha Esa, Yaa Tuhan Maha Satu, Yaa Tuhan Maha Menemukan, Yaa Tuhan Maha Pelimpah, limpahkanlah sholawat salam barokah atas junjungan kami Kanjeng Nabi Muhammad dan atas keluarga Kanjeng Nabi Muhammad pada setiap kedipnya mata dan naik turunnya napas sebanyak bilangan segala yang Alloh Maha Mengetahui dan sebanyak kelimpahan pemberian dan kelestarian pemeliharaan كَمَا أَنْتَ أهْلُهْ، صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلىَ سَـيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا وَشَفِيْعِنَا وَحَبِيْـبِنَا وَقُرَّةِ أَعْيُنِنَا محَمَّدٍ صَلىَّ الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَمَ هُوَ أَهْلُهْ، نَسْأَلُكَ اللّهُمَّ بِحَقِّهِ أَنْ تُغْرِقَنَا فىِلُجَّةِ بَحْرِ اْلوَحْدَةْ، حَتىَّ لاَنَرَى وَلاَنَسْمَعَ وَلاَنَجِدَ وَلاَنُحِسَ وَلاَنَتَحَرَكَ وَلاَنَسْكُنَ إِلاَّ بِهَا، وَتَرْزُقَنَا تَمَامَ مَغْفِرَتِكَ يَآأَلله وَتمَاَمَ نِعْمَتِكَ يَآأَلله وَتمَاَمَ مَعْرِفَتِكَ يَآأَلله وَتمَاَمَ مَحَبَّتِكَ يَآأَلله وَتمَاَمَ رِضْوَانِكَ يَآأَلله، وَصَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِه وَصَحْبِهْ، عَدَدَمَآ أَحَاطَ بِهِ عِلْمُكَ وَأَحْصَاهُ كِتَابُكَ بِرَحمْتِكَ بَآأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَاْلحَمْدُ ِللهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَAlloohumma kamaa anta ahluh; sholli wasallim wabaarik alaasayyidinaa wamaulaanaa,wasyafii’inaa,wahabiibinaa,waqurroti a’yuninaa muhammadin shollalloohu’alaihi wasallama kamaa huwa ahluh; nas-alukalloohumma bihaqqihi an tughriqonaa fii lujjati bahril wahdah; hattaa laa naroo walaa nasma’a, walaa najida walaa nuhissa, walaa nataharroka walaa naskuna illaa bihaa; watarzuqonaa tamaama maghfirotika yaa alloh, watamaama ni’matika yaa alloh, watamaama ma’rifatika yaa alloh, watamaama mahabbatika yaa alloh, watamaama ridlwanika yaa alloh; washolli wasallim wabaarik alaihi wa’alaa aalihi washohbih. adadamaa ahaathobihii ilmuka waahshoohu kitaabuk; birohmatika yaa arhamar-roohimiin, walhamdu lillaahi robbil’aalamiin. 7xArtinya Yaa Alloh, sebagaimana keahlian ada pada-MU, limpahkanlah sholawat salam barokah atas Junjungan kami, Pemimpin kami, Pemberi Syafa’at kami, Kecintaan kami, dan Buah jantung hati kami Kamjeng Nabi Muhammad Shollallohu Alaihi WaSallam yang sepadan dengan keahlian Beliau, kami bermohon kepada-MU Yaa Alloh, dengan hak kemuliaan Beliau, tenggelamkanlah kami didalam pusat dasar samudra ke-Esaan-MU sedemikian rupa sehingga tiada kami melihat dan mendengar, tiada kami menemukan dan merasa, dan tiada kami bergerak maupun berdiam, melainkan senantiasa merasa didalam samudra Tauhid-MU dan kami bermohon kepada-MU Yaa Alloh, limpahilah kami ampunan-MU yang sempurna Yaa Alloh, ni’mat karunia-MU yang sempurna Yaa Alloh, sadar ma’rifat kepada-MU yang sempurna Yaa Alloh, cinta kepad-MU dan menjadi kecintaan-MU yang sempurna Yaa Alloh, ridho kepada-MU dan memperoleh ridho-MU pula yang sempurna Yaa Alloh. Dan sekali lagi Yaa Alloh, limpahkanlah sholawat salan dn barokah atas Beliau Kanjeng Nabi dan atas keluarga dan sahabat Beliau sebanyak bilangan segala yang diliputi oleh Ilmu-MU dan termuat di dalam Kitab-MU, dengan Rahmat-MU Yaa Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang dan segala puji bagi Alloh Tuhan seru sekalian اْلخَلْقِ الصَّلاَةُ وَالسَّـلاَمُ عَلَيْـكَ نُوْرَالْخَلْقِ هَـادِيَ اْلأَنَمُوَأَصْــلَهُ وَرُحَـهُ أَدْرِكْـنِى فَقَـدْ ظَلَمْـتُ أَبَـدًا وَّرَبِّـنِىوَلَيْـسَ لِى يَاسَـيِّدِى سِوَاكَا فَإِنْ تَرُدَّ كُنْـتُ شَخْصًا هَالِكَاYaa syafi’al-kholqish-sholaatu wassalaam ” alaika nuurol kholqi haadiyal anaam wa ashlahuu wa ruuhahu adriknii ” faqodh dholamtu abadaw-warobbinii wa laisa lii yaa sayyidii siwaaka ” fa-in tarudda kuntu syakhson haalikaa …3xArtinya Duhai Kanjeng Nabi pemberi Syafa’at makhluq Kepangkuan-MU sholawat dan salam kusanjungkan Duhai Nur cahaya makhluq, pembimbing manusia Duhai unsur dan jiwa makhluq, bimbing dan didiklah diriku Maka sungguh aku manusia yang dholim selalu tiada arti diriku tanpa engkau Duhai Yaa Sayyidii jika engkau hindari aku akibat keterlaluan berlarut-larutku, pastilah ku kan hancur اللهْYAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH … 7xArtinya Duhai Pemimpinku, Duhai Utusan Allohيَآأَيُّـهَااْلغَـوْثُ سَـلاَمُ اللهِ عَلَيْـكَ رَبِّــنىِ بِإِذْنِ اللهِوَانْظُرْ إِلَيَّ سَـيِّدِى بِنَـظْرَةِ مُوْصِـلَةٍ لِّلْحَضْـرَةِ اْلعَلِـيَّةِYaa ayyuhal-ghoutsu salaamullooh ” alaika robbinii bi-idznillaah wandhur ilayya sayyidii binadhroh ” muushilatil-lil-hadlrotil’aliyyah… 3XArtinya Duhai Ghoutsu Hadhaz Zaman, kepangkuan-Mu salam Alloh kuhaturkan Bimbing dan didiklah diriku dengan izin Alloh dan arahkan pancaran sinar Nadroh-MU kepadaku Duhai Yaa Sayyidii radiasi batin yang mewusulkan aku sadar kehadirat Maha Luhur Tuhankuيَآشَافِـعَ اْلخَلْـقِ حَبِيْـبَ اللهِ صَلاَتُـهُ عَلَيْـكَ مَعْ سَـلاَمِهِضَلَّتْ وَضَلَّتْ حِيْلَتىِ فىِ بَلْدَتِى خُذْ بِـيَدِىْ يَاسَـيِّدِىْ وَاْلأُمَّةِYaa syaafi’al-kholqi habiiballoohi ” sholaatuhuu’alaika ma’salaamihii, dhollat wa dhollat hiilatii fii baldatii ” khudz biyadii yaa sayyidii wal ummatii …. 3xArtinya Duhai Kanjeng Nabi pemberi Syafa’at makhluq, duhai Kanjeng Nabi Kekasih Alloh ¨ Kepangkuan-Mu sholawat dan salam Alloh aku sanjungkan jalanku buntu, usahaku tak menentu buat kesejahteraan negriku cepat, cepat, cepat raihlah tanganku Yaa Sayyidii tolonglah diriku dan seluruh ummat سَـيِّدِىْ يَارَسُـوْلَ اللهْYAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH … 7xArtinya Duhai Pemimpinku, Duhai Utusan اللّـهُمَّ صَـلِّ سَـلِّمِ عَلىَ محَـمَّدٍ شَفِيْـعِ اْلأُمَـمِوَاْلآلِ وِاجْعَلِ اْلأَنَامَ مُسْرِعِيْن بِالْوَاحِـدِيَّةِ لِرَبِّ اْلعَـالَمِيْنيَآرَبَّنَا اغْفِرْ يَسِّرِافْتَحْ وَاهْـدِنَا قَـرِّبْ وَأَلِّفْ بَيْـنَنَا يَارَبَّنَـاYaa robbanalloohumma sholli sallimi ” alaa muhammadin syafii’il umami, wal-aali waj-alil anaama musri’iin ” bil-waahidiyyati lirobbil-aalamiin yaa robbanagh-fir yassair iftah wahdinaa ” qorrib wa-allif bainanaa yaa robbanaa… 3XArtinya Yaa Tuhan kami Yaa Alloh, limpahkanlah Sholawat dan Salam atas Kanjeng Nabi Muhammad pemberi Syafa’at ummat dan atas keluarga Beliau, dan jadikanlah umat manusia cepat-cepat lari, lari kembali mengabdikan diri dan sadar kepada Tuhan Semesta alam, Yaa Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami, permudahkanlah segala urusan kami, bukalah hati dan jalan kami, dan tunjukilah kami , pereratlah persaudaraan dan persatuan diantara kami, Yaa Tuhan بَارِكْ فِيْمَا خَـلَقْتَ وَهـذِهِ اْلبَلْـدَةْ يَآأَلله، وَفىِ هذِهِ اْلمجُاَهَدَةْ يَآأَللهْAlloohumma baarik fiimaa kholaqta wahaadzihil baldah yaa alloh, wa fii haadzihil mujaahadah yaa alloh … 7xArtinya Yaa Alloh limpahkanlah berkah didalam segala makhluq yang engkau ciptakan, dan didalam negri ini Yaa Alloh, dan didalam mujahadah ini Yaa AllohISTIGHROOQ !“Diam tidak membaca apa-apa, segenap perhatian lahir bathin, fikiran dan perasaan dipusatkan hanya kepada ALLOH! Tidak ada selain ALLOH”.ALFAATIHAH ! 1x“Membaca surat al-fatihah 1 kali Kemudian berdo’a seperti di bawah ini dianjurkan mengangkat kedua tangan berdoa”;بِسْـمِ اللهِ الرَّحمْنِ الرّحِيْمِ أللّهُمَّ بِحَقِّ إسْمِكَ اْلأَعْظَمْ، وَبِجَاهِ سَـيِّدِنَا محمّدٍ صَلَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ وَبِبَرَكَةِ غَوْثِ هَذَاالزَّمَانِ وَأَعْوَانِهِ وَسَآئِرِ أَوْلِيَآئِكَ يَآأَلله، يَآألله، يَآألله رَضِيَ اللهُ تَعَلَى عَنْهُمْBismillaahir rohmaanir rohiim, alloohumma bihaqqismikal a’dhom wabijaahi sayyidinaa muhammadin shollallohu alaihi wasallam wabibarakati ghoutsi hadzaz-zamaan wa a’waanihi wa saairi auliyaaika yaa alloh, yaa alloh, yaa alloh, rodliyalloohu ta’aala’anhum …. 3xArtinya Dengan Nama Alloh Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Yaa Alloh, dengan hak kebesaran Asma-MU, dan dengan kemuliaan serta keagungan Kanjeng Nabi Mahammad Sollallohu Alaihi WaSallam, dan dengan Barokahnya Ghoutsu Hadhaz Zaman wa A’wanihi serta segenap Auliya’ Kekasih-MU Yaa Alloh, Yaa Alloh Rodiyallohu Ta’ala جَمِيْعَ اْلعَالَمِيْنَ نِدَآءَنَا هَذَا وَاجْعَلْ فِيْهِ تَأْثِيْرًا بَلِيْغاًBalligh jamii’al alamiin nidaa-anaa haadzaa waj’al fiihi taktsiirom-baliighoo … 3XArtinya Sampaikanlah seruan kami ini kepada jami’al Alamin dan letakkanlah kesan yang sangat mendalamفَإِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ، وَبِاْلإِجَابَةِ جَدِيْرٌFainnaka alaa kulli syai-ingqodiir wabil ijabati jadiir … 3XArtinya Maka sesungguhnya engkau Maha Kuasa berbuat segala sesuatu dan Maha Ahli memberi ILALLOOH 7xArtinya Larilah kembali kepada جَآءَ اْلحَقُّ وَزَهَقَ اْلبَاطِلْط إِنَّ اْلبَاطِلَ كَانَ زَهُوْقاًWaqul jaa-alhaqquwazahaqol baathil innal baathila kaana zahuuqoo …. 3xArtinya Dan katakanlah wahai Muhammad perkara yang hak telah datang dan musnahlah perkara yang batal, sesungguhnya perkara yang batal itu pasti !“Membaca surat Al-Fatihah 1x.”Keterangan tambahan“FAFIRRUU ILALLOH dan WAQUL JAA-ALHAQQU” dibaca oleh imam dan ma’mum secara bersamaan. Maknanya “Larilah kembali kepada Alloh Dan semoga akhlak batal yang rusak dan merusakkan segera diganti oleh Alloh dengan akhlaq yang baik dan yang menguntungkan”.Kedua hal tersebut ditujukan kepada seluruh makhluk hidup, baik itu manusia, jin, dan seluruh dunia, terutama kepada diri pribadi si pembaca itu Sholawat Wahidiyah Dan Cara MengamalkannyaBagi seseorang yang mengamalkan sholawat ini dan pada umumnya orang-orang yang beriman, selain memperhatikan anjuran-anjuran yang sudah ditentukan para tokoh ulama, disamping itu juga penting untuk menyadarkan diri bahwa membaca sholawat kepada Nabi SAW merupakan kewajiban dan keharusan budi nurani tiap-tiap kaum mukminin dan tersebut dikarenakan, pertama yaitu kita memang diperintahkan membaca sholawat kepada Nabi SAW seperti yang dijelaskan di dalam Al-Qur’an sebagai berikutاِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.” 56Kedua, kaum mukminin dan muslimin semua memang berhutang budi kepada Rasulullah SAW yang telah mengajarkan banyak hal tentang agama Islam dan tidak terhitung banyak serta besarnya, dhohiron wa batinan syar’an wa untuk faedah dalam membaca sholawat kembali kepada yang membacanya, juga keluarganya, masyarakatnya dan bahkan makhluk-makhluk lain juga ikut merasakan manfaat serta barokah dalam bacaan sholawat tersebut, baik untuk kepentingan dunia maupun banyak dalil atau hadist Nabi SAW yang menjelaskan tentang fadilah keutamaan dan manfaat membaca sholawat, dan juga hadist yang member peringatan atau ancaman terhadap mereka yang kurang perhatian terhadap bacaan dalam salah satu contoh hadist sebagai berikut “ Barang siapa membaca shalawat kepadaku satu kali, maka Allah membalas shalawat kepadanya sepuluh kali, dan barang siapa membaca shalawat kepadaku sepuluh kali maka Allah membalas shalawat kepadanya seratus kali dan barang siapa membaca shalawat kepadaku seratus kali, maka Allah menulis pada diantara kedua matanya “ bebas dari munafik dan bebas dari neraka” dan Allah menempatkannya besok pada hari kiamat bersama-sama para syuhada” HR Thobroni dari Anas Bin Malik Dan juga hadist yang memberi kecaman terhadap bacaan sholawat seperti berikut ini “ Barangsiapa mendengar aku disebut didekatnya dan tidak membaca shalawat kepadaku , maka dia itulah sebakhil-bakhilnya manusia “ HR Ibnu Abi A’shim dari Abu Dzarrin Al GhifariKeutamaan Dan berikut inilah beberapa keutamaan dalam sholawat wahidiyahMemperbanyak berdepe-depe taqorrub mendekatkan diri, bertaubat mohon ampunan kepada Alloh membaca sholawat kepada Nabi tasyafu’an, memohon syafa’at kepada Rosululloh bantuan moril, memohon do’a restu, memohon barokah, karomah, nadhroh Ghoutsu Hadzaz Zaman dan para Auliya’ kekasih Alloh SWT Rodhiyalloohu Ta’ala Anhum, agar beliau-beliau berkenan membantu permohonan kita kepada Alloh beberapa sumber, keempat hal di atas juga bisa disebut sebagai kegiatan jalan pintas untuk menunjang berhasilnya operasi mental membersihkan dan menjernihkan hati, atau singkatnya untuk memperoleh kejernihan hati untuk menuju sadar ma’rifat kepada Allah sholawat ini sendiri memang dikhususkan untuk menjernihkan hati dan ma’rifat sadar kepada Allah wa Rosuulihi Mengamalkan Menurut cara-cara yang telah dituntunkan secara umum dalam mengamalkan sholawat ini disebut dengan Mujahadah Wahidiyah atau disingkat jadi Mujahadah bersungguh-sungguh.Mengamalkan sholawat ini dengan cara bermujahadah insyaAllah sudah tercakup keempat keutamaan yang sudah disebutkan di yang sudah membenarkan tentang kenyataan dalam mempraktekkannya, memperoleh banyak manfaat seperti kejernihan hati, ketenangan batin dan ketentraman membuat hati menjadi lebih banyak dalam mengingat Allah SWT, dan lebih banyak dzikrulloh disamping ingat kepada Rosulullah SAW sebagai pemimpin dan panutan kita ini dikaruniai dengan banyak sekali manfaat dan kegunaan untuk segala macam kepentingan dunia dan akhiran, kebutuhan jasmani dan rohani, dan bahkan kepentingan yang bersifat materil maupun tetapi jangan sampai disalahgunakan. Artinya jangan sampai bermujahadah hanya karena di dorong oleh kepentingan-kepentingan tersebut, melainkan akan lebih baik jika dilakukan karena semata-mata diniatkan untuk beribadah kepada Allah SWT dengan ikhlas Lillah-tanpa pamrih dan dijiwai sadar Billah- “Laa Haula Walaa Quwwata Ilaa Billah”. Demikianlah unanat Mbah Yai Mu’allif QS wa RA pemberi ijazah sholawat saja yang bersungguh-sungguh dalam mujahadahnya pasti akan diberi kemudahan dan kemampuan oleh Allah SWT. Seperti yang dijelaskan dalam Firman Allah SWT yang artinya “Dan mereka orang-orang yang bersungguh-sungguh di dalam menuju kepada KAMI, sungguh mereka akan KAMI tunjukkan kepada berbagai jalan KAMI. Dan sesungguhnya Alloh benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik” 29 – Al-Ankabut 69.“Jaahadu bersungguh-sungguh, di dalam Wahidiyah disebut mujahadah”.PenutupDemikianlah sedikit pembahasan tentang sholawat wahidiyah, mohon maaf jika ada kesalahan dalam penyampaian pada artikel di bermanfaat.
- Sholawat adalah bacaan doa yang bermakna permohonan kepada Allah agar memberikan rahmat untuk Nabi Muhammad, sebagai bentuk penghormatan. Sementara Talbiyah adalah sebuah kalimat yang diucapkan jamaah haji sejak berniat. Kalimat Talbiyah yaitu Labbaik Allahumma Labbaik. Dalam buku Fiqih Lima Madzhab, pembacaan kalimat talbiyah dan sholawat dilakukan sejak berniat ibadah haji ihram dan disunnahkan untuk terus membacanya sampai melempar jumrah Aqabah. Berikut tulisan kalimat Talbiyah, Sholawat, dan doa selengkapnya. Sholawat Talbiyah لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ Labbaik allahumma labbaik, labbaika la syarika laka labbaik, innal hamda wan nimata laka wal mulk, la syarika lak. Artinya, “Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Sungguh, segala puji, nikmat, dan segala kekuasaan adalah milik-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu.” Sholawat Setelah membaca bacaan Talbiyah dilanjutnya dengan membaca sholawat. اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّد Allahumma shalli wa sallim ala sayyidina Muhammadin wa ala ali sayyidina Muhammadin. Artinya, “Ya Allah berilah kesejahteraan dan keselamatan atas Junjungan kami Nabi Muhammad dan keluarganya”. Doa Setelah membaca Sholawat, kemudian membaca doa sebagai penutup sholawat. اللّٰهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَالْجَنَّةَ وَ نَعُوْذُبِكَ مِنْ سَخَطِكَ وَالنَّارِ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلٰاخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. Allahumma inna nas’aluka ridhaka wal Jannah, wa naudzu bika min sakhatika wan nar. Rabbana atina fid duniya hasanah wa fil akhirati hasanah wa qina adzaban nar. Artinya, “Ya Allah sungguh kami memohon ridha dan surga-Mu. Kami berlindung kepada-Mu dari murka dan neraka-Mu. Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. Lindungilah kami dari siksa neraka.”
Asal mula lahirnya Sholawat Wahidiyah dimulai pada awal bulan Juli 1959. Hadlrotul Mukarrom Romo KH Abdoel Madjid Ma’roef, Pengasuh Pesantren Kedunglo, Desa Bandar Lor, Kota Kediri, menerima “alamat ghoib”- istilah Beliau – dalam keadaan terjaga dan sadar, bukan dalam mimpi. Maksud dan isi alamat ghoib tersebut kurang lebih “supaya ikut berjuang memperbaiki mental masyarakat lewat jalan bathiniyah”. Sesudah menerima alamat ghoib tersebut Beliau sangat prihatin, kemudian mencurahkan dan memusatkan kekuatan bathiniyah, bermujahadah istilah Wahidiyah, bermunajat, mendekatkan diri kepada Alloh , memohon bagi kesejahteraan ummat masyarakat, terutama perbaikan mental, akhlaq dan kesadaran kepada Alloh wa Rosuulihi . Do’a-do’a dan amalan yang Beliau perbanyak adalah do’a sholawat seperti Sholawat Badawiyah, Sholawat Nariyah, Sholawat Munjiyat, Sholawat Masisiyah dan masih banyak lagi. Boleh dikatakan bahwa hampir seluruh doa yang Beliau amalkan untuk memenuhi maksud alamat ghoib tersebut adalah do’a sholawat dan hampir seluruh waktu beliau tidak ada yang tidak dipergunakan untuk membaca sholawat. Suatu contoh, ketika bepergian dengan naik sepeda, beliau memegang stir sepeda dengan tangan kiri, sedang tangan kanan Beliau masuk ke dalam saku baju untuk memutar tasbih. Untuk amalan Sholawat Nariyah misalnya Beliau sudah terbiasa mengkhatamkannya dengan bilangan 4444 kali dalam tempo kurang lebih 1 satu jam.[1] Dengan penuh ketekunan dan prihatin yang sangat mendalam, beliau tidak henti-hentinya bermujahadah dan melakukan riyadloh-riyadloh seperti puasa sunnah dan sebagainya demi melaksanakan maksud alamat ghoib tersebut. Tidak seorangpun dari keluarganya yang mengetahui bahwa beliau sedang melaksanakan suatu tugas yang sangat berat. Tugas yang harus dilaksanakan bukan untuk kepentingan pribadi atau keluarga beliau, tetapi untuk kepentingan ummat dan masyarakat, untuk kepentingan perbaikan mental dan akhlaq ummat manusia yang beraneka warna prilakunya. Pada awal Tahun 1963 Beliau menerima alamat ghoib lagi, seperti yang Beliau terima pada tahun 1959. Alamat yang kedua ini bersifat peringatan terhadap alamat ghoib yang pertama. Maka Beliaupun meningkatkan mujahadah, berdepe-depe tadlorru’-pen kepada Alloh , sehingga kondisi fisik / jasmani Beliau sering terganggu, namun tidak mempengaruhi kondisi bathiniyah Beliau.[2] Tidak lama dari alamat ghoib yang kedua itu, masih dalam tahun 1963, tepatnya malam Jum’at Legi, tanggal 22 Muharrom 1383 H 14 Juni 1963 M, beliau menerima lagi alamat ghoib dari Alloh , untuk yang ketiga kalinya. Alamat yang ketiga ini lebih keras lagi dari pada yang ke dua “Malah kulo dipun ancam menawi mboten enggal-enggal nglaksanak-aken” Malah saya diancam kalau tidak cepat-cepat melaksanakan. Demikian kurang lebih penjelasan beliau “Saking kerasipun peringatan lan ancaman, kulo ngantos gemeter sak bakdanipun meniko” karena kerasnya peringatan dan ancaman, saya sampai gemetar sesudah itu, tambah Beliau. Sesudah itu semakin bertambahlah prihatin, meningkatkan mujahadah, taqorrub dan permohonan ke hadirot Alloh . Dalam situasi bathiniyah yang senantiasa bertawajjuh ke hadirat Alloh wa Rosuulihi itu masih dalam tahun 1963, beliau menyusun suatu do’a Sholawat. ”Kulo lajeng ndamel oret-oretan” saya lalu membuat coret-coretan, istilah Beliau. “Sak derenge kulo inggih mboten angen-angen badhe nyusun Sholawat” sebelumnya saya tidak ada angan-angan menyusun Sholawat. Beliau menjelaskan “malah anggen kulo ndamel namung kalian nggloso” malah saya dalam menyusun itu dengan tiduran. Yang dimaksud do’a Sholawat yang baru lahir dari kandungan bathiniyah yang bergetar dalam frekuensi tinggi kepada Alloh wa Rosuulihi , bathiniyah yang diliputi rasa tanggung jawab dan prihatin terhadap ummat dan masyarakat, adalah Sholawat اَللّهُمَّ كَماَ أَنْتَ أَهْلُهْ, صَلِّ وَسَلِّمْ وَباَرِكْ عَلىَ سَيِّدِناَ وَمَوْلاَناَ وَشَفِيْعِناَ وَحَبِيْبِنْاَ وَقُرَّةِ أَعْيُنِناَ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَمَا هُوَ أَهْلُهْ, نَسْأَلُكَ اللّهُمَّ بِحَقِّهِ أَنْ تُغْرِقَناَ فِي لُجَّةِ بَحْرِ الْوَحْدَةْ, حَتىَّ لاَ نَرَى وَلاَ نَسْمَعَ وَلاَ نَجِدَ وَلاَنُحِسَّ وَلاَ نَتَحَرَّكَ وَلاَ نَسْكُنَ اِلاَّ بِهَا, وَتَرْزُقَناَ تَمَامَ مَغْفِرَتِكْ وَتَمَامَ نِعْمَتِكْ وَتَمَامَ مَعْرِفَتِكْ وَتَمَامَ مَحَبَّتِكْ وَتَمَامَ رِضْوَانِكْ وَصَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهْ, عَدَدَمَاأَحَاطَ بِهِ عِلْمُكَ وَأَحْصَاهُ كِتَابُكْ, بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنْ, وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعاَلَمِينْ. “Niki kulo namekaken Sholawat Ma’rifat” Ini saya namakan Sholawat Ma’rifat, penjelasan Beliau. Dalam Sholawat tersebut belum ada kata sesudah kalimat dan seterusnya seperti yang ada sekarang ini. Kemudian Beliau menyuruh tiga orang supaya mengamalkan Sholawat yang baru lahir tersebut. Tiga orang yang Beliau sebut sebagai pengamal percobaan itu ialah bapak Abdul Jalil, seorang tokoh tua sesepuh dari Desa Jamsaren, Kota Kediri, bapak Mukhtar seorang pedagang dari Desa Bandar Kidul, Kota Kediri, dan seorang santri Pondok Kedunglo yang bernama Dahlan, dari Blora, Jawa Tengah. Alhamdulillah ! Setelah menga-malkan Sholawat tersebut, mereka menyampaikan kepada Beliau bahwa mereka dikaruniai rasa tenteram dalam hati, tidak ngongso-ngongso dan lebih banyak ingat kepada Alloh . Setelah itu Beliau menyuruh lagi beberapa santri pondok supaya mengamalkannya. Alhamdulillah, hasilnya juga sama seperti yang diperoleh oleh tiga orang tersebut di atas. Beberapa waktu kemudian, masih dalam bulan Muharram 1383 H Beliau menyusun Sholawat lagi yaitu اَللّهُمَّ يَاوَاحِدُ يَااَحَدْ, يَاوَاجِدُ يَاجَوَادْ,صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلىَ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدْ, فىِ كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ بِعَدَدٍ مَعْلُوْمَاتِ اللهِ وَفُيُوْضَاتِهِ وَاَمْدَادِهْ. Sholawat tersebut kemudian diletakkan pada urutan pertama dalam susunan Sholawat Wahidiyah. Karena lahirnya Sholawat ini pada bulan Muharram, maka Beliau menetapkan bulan Muharram sebagai bulan kelahiran Sholawat Wahidiyah yang diperingati ulang tahunnya dengan pelaksanaan Mujahadah Kubro Wahidiyah pada setiap bulan tersebut. Untuk mencoba khasiat Sholawat yang kedua ini, Beliau menyuruh beberapa orang supaya mengamalkannya. Alhamdulillah, hasilnya lebih positif lagi. Yaitu mereka dikarunia oleh Alloh , ketenangan batin dan kesadaran hati kepada Alloh yang lebih mantab. Semenjak itu Beliau memberi ijazah Sholawat Ahadiayah Alloohuma yaa wahidu yaa ahad…dst dan Sholawat Tauhid Alloohumma kama anta ahluh…dst tersebut secara umum, termasuk para tamu yang sowan bertamu kepada Beliau. Disamping itu, Beliau menyuruh beberapa santri untuk menulis Sholawat tersebut dan mengirimkan kepada para ulama / kyai yang diketahui alamatnya dengan disertai surat pengantar yang beliau tulis sendiri. Isi surat pengantar itu antara lain, agar Sholawat yang dikirim itu bisa diamalkan oleh masyarakat setempat. Sejauh itu tidak ada jawaban negatif dari para ulama/kyai yang dikirimi. Dari hari ke hari semakin banyak yang datang memohon ijazah amalan Sholawat Wahidiyah. Oleh karena itu Beliau memberikan ijazah secara mutlak. Artinya disamping diamalkan sendiri supaya disiarkan / disampaikan kepada orang lain tanpa pandang bulu. Sejak sebelum lahirnya Sholawat Wahidiyah, di masjid Kedunglo setiap malam Jum’at secara rutin diadakan pengajian kitab Al-Hikam yang dibimbing langsung oleh Hadhrotul Mukarrom Muallif sendiri. Pengajian tersebut diikuti oleh para santri, masyarakat sekitar dan beberapa kyai dari sekitar kota Kediri. Pada suatu pengajian rutin tersebut, Sholawat Tauhid Alloohumma kama anta ahluh…dst ditulis di papan tulis dan Beliau menerangkan/ menjelaskan hal-hal yang terkandung di dalamnya, kemudian memberi ijazahnya secara mutlak pula untuk diamalkan dan disiarkan disamping Sholawat Sholawat Ahadiayah Alloohuma yaa wahidu yaa ahad…dst Dengan semakin banyaknya orang yang memohon ijazah dua Sholawat tersebut, maka untuk memenuhi kebutuhan, Bapak KH Mukhtar, Tulungagung, seorang Pengamal Sholawat Wahidiyah yang juga ahli khot tulis arab indah membuat Lembaran Sholawat Wahidiyah yang terdiri dari Sholawat Ahadiayah Alloohuma yaa wahidu yaa ahad…dst dan Sholawat Tauhid Alloohumma kama anta ahluh…dst. Pembuatannya menggu-nakan stensil yang sederhana dan dengan biaya sendiri serta dibantu oleh beberapa orang pengamal dari Tulungagung, antara lain kertas dibantu oleh KH Mujab Mujib, Pengasuh Ponpes At-Thohriyah, Mangunsari, Tulungagung. Pengajian kitab Al-Hikam yang dilaksanakan setiap malam Jum’at itu, atas usulan dari para peserta yang menjadi Pegawai / Karyawan, dirobah menjadi hari Minggu pagi sampai sekarang. Sebelum pengajian kitab Al-Hikam didahului dengan Sholat Tasbih berjama’ah dan Mujahadah Sholawat Wahidiyah. Pada suatu Pengajian kitab Al-Hikam masih dalam tahun 1963 Beliau menjelaskan tentang “HAQIQOTUL WUJUD” sampai pengertian dan penerapan “BIHAQIQOTIL MUHAM-MADIYYAH” yang di kemudian hari disempurnakan dengan penerapan “LIRROSUL-BIRROSUL”. Pada saat itu tersu-sunlah Sholawat yang ketiga yaitu عَلَيْكَ نُوْرَ الْخَلْقِ هَادِي َاْلاَنَامْ فَقَدْ ظَلَـمْتُ أَبَداً وَرَبِّنِـى فَإِنْ تَرُدَّكُنْتُ شَخْصاً هَالِكاَ ◙ ◙ ◙ يَا شَافِعَ الْخَلْقِ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمْ وَاَصْــلَهُ وَرُوْحَـهُ أَدْرِكْنِى وَلَيْسَ لِى يَا سَيِّدِى سـِوَاكاَ Sholawat yang ketiga ini dinamakan “SHOLAWAT TSALJUL QULUB” Sholawat Tsalju hati / pendingin hati. Nama lengkapnya “SHOLAWAT TSALJUL GHUYUUB LITAB-RIIDI HAROROTIL-QULUB” Sholawat Salju Ghoib untuk mendinginkan hati yang panas. Pada suatu saat, Muallif dawuh kepada Moh. Ruhan Sanusi untuk mengadakan sayembara mengenai “LAGU TASYAFU”. Namun belum sampai disayembarakan, tau-tau muncul begitu saja lagu tasyafaffu’ seperti yang kita kenal sekarang ini. Tidak diketahui dari mana dan siapa yang mengajarkan. Ketiga rangkaian Sholawat tersebut diawali dengan surat Al-Fatihah, diberi nama “SHOLAWAT WAHIDIYAH”. Kata “WAHIDIYAH” diambil sebagai tabarrukan mengambil berkah salah satu dari “ASMAUL HUSNA” yang terdapat dalam Sholawat yang pertama, yaitu “WAAHIDU”, artinya “MAHA SATU”. Satu tidak bisa dipisah-pisahkan lagi. Mutlak satu AZALAN WA ABADAN. “Satu” bagi Alloh tidak seperti “satu”-nya” makhluq. Muallif menjelaskan para ahli berpendapat bahwa diantara khowas hasiat AL-WAAHIDU, adalah menghilangkan rasa bingung, rupek, resah / gelisah dan takut. Barang siapa membacanya 1000 kali dengan sepenuh hati dan khudlu’, maka dia dikaruniai Alloh tidak mempunyai rasa takut / khawatir kepada makhluq, di mana takut kepada makhluq itu adalah sumber dari segala balak/bencana di dunia dan di akhirat. Dia hanya takut kepada Alloh saja ! Barang siapa memperbanyak dzikir “AL-WAAHIDU AL-AHAD” atau “YAA WAAHIDU YAA AHADU” maka Alloh membuka hatinya menjadi sadar bertauhid / memahaesakan Alloh sadar Billah. Masih pada tahun 1963, diadakan pertemuan silaturrahim yang diikuti oleh para ulama, kyai dan tokoh masyarakat yang sudah mengamalkan Sholawat Wahidiyah dari Kediri, Tulungagung, Blitar, Jombang dan Mojokerto bertempat di Langgar mushola bapak Abdul Jalil, Jamsaren-Kediri. Dipimpin oleh Hadhrotul Mukarrom Muallif Sholawat Wahidiyah sendiri. Diantara hasilnya adalah susunan redaksi/kalimat yang ditulis di dalam Lembaran Sholawat Wahidiyah, termasuk garansi/jaminan dengan huruf Arab pego bahasa Jawa. Mengenai redaksi jaminan/garansi itu atas usulan dari Beliau dan disetujui oleh seluruh peserta musyawarah. Redaksinya adalah “MENAWI SAMPUN JANGKEP 40 DINTEN BOTEN WONTEN PEROBAHAN MANAH, KINGING DIPUN TUNTUT DUN-YAN WAUKHRON – Kedunglo Kediri” Jika setelah mengamalkan 40 hari tidak mengalami perubahan dalam hati, boleh dituntut di dunia dan akhirat. Kedunglo, Kediri. Pada awal tahun 1964, menjelang peringatan ulang tahun lahirnya Sholawat Wahidiyah yang pertama EKA WARSA dalam bulan Muharram, Lembaran Sholawat Wahidiyah mulai dicetak dengan klise yang pertama kalinya di kertas HVS putih sebanyak +500 lembar. Yang mengusahakan klise dan pencetakan itu KH Mahfudz dari Ampel-Surabaya, atas biaya dari Ibu Hj. Nur AGN, Surabaya istri H. Nur AGN, Anggota DPR Pusat dari Fraksi Partai NU waktu itu. Susunan dalam Lembaran Sholawat Wahidiyah yang dicetak adalah Hadiah fatihah, “ALLOOHUMMA YAA WAAHIDU……”, ALLOOHUMMA KAMAA ANTA AHLUH……”, “YAA SYAAFI’AL KHOLQIS-SHOLAATU WASSALAAM……” belum ada “YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOOH” dengan dilengkapi keterangan tentang cara pengamalannya dan termasuk garansi tersebut di atas. Setelah Lembaran Sholawat Wahidiyah dengan susunan seperti di atas beredar secara luas, disamping banyak yang menerima, juga ada yang menolak / mengontrasinya. Diantaranya seorang tokoh Ulama dari Syuriyah NU Jawa Timur. Kebanyakan alasan para pengontras adalah adanya garansi Menawi sampun jangkep sekawan doso dinten boten wonten perobahan manah, kenging dipun tuntut dun-yan wa ukhron-“Kedonglo Kediri”. Mereka memberikan penafsiran tentang garansi dengan pemaha-man yang jauh bertentangan dengan makna sebenarnya. Pemahaman mereka terhadap “garansi” menjadi “Barang siapa mengamalkan Sholawat Wahidiyah dijamin masuk surga”. Sebenarnya kalimat garansi / pertanggungjawaban tersebut merupakan suatu ajaran atau bimbingan agar kita mempunyai rasa tanggung jawab dengan segala konsekwensinya kita terhadap segala apa yang kita lakukan; bahasa populernya “berani berbuat harus berani bertanggungjawab”. Peringatan Ulang Tahun Wahidiyah I Ekawarsa Pada bulan Muharrom 1384 H 1964 diadakan Peringatan Ulang Tahun Lahirnya Sholawat Wahidiyah I yang disebut EKAWARSA. Hadir dalam acara tersebut tokoh-tokoh masyarakat, para kyai para ulama NU dari Kediri, Tulung-agung, Jombang, Mojokerto, Blitar, Nganjuk, dan Surabaya. Antara lain KH Moh. Jazuli, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Falah, Ploso, Mojo, Kediri, KH Abdul Wahab Hasbulloh, Rois Am Syuriyah NU, KH Abdul Karim Hasyim, Tebuireng, Jombang. Pada akhir sambutan shohibul bait, Muallif Sholawat Wahidiyah yang waktu itu masih dikenal dengan sebutan panggilan “Gus Madjid” menawarkan ”Nuwun sewu kula nggadahi amalan Sholawat ; panjenengan punopo kerso kulo aturi ?” maaf, saya mempunyai amalan sholawat ; apakah para hadiri hadirot mau menerima jika saya beri ?. Gemuruh suara hadirin kompak “puruun” Mau !. Bahkan KH Abdul Wahab Hasbulloh panggilan Mbah Wahab berdiri dari kursi tempat duduknya sambil mengacungkan tangan kanannya dengan suara lantang Qobiltu Awwalan aku yang pertama kali menerima, saya sudah “kenthing” mantap – pen. Saya terima ijazah panjenengan, wahai saudaraku Abdoel Madjid Pada kesempatan memberikan tausiyah, Mbah Wahab menyatakan antara lain “Ilmunya Gus Madjid itu dalam sekali ! Ibaratnya kedalaman ilmunya Gus madjid 10 meter, saya masih 2 meter”. Masih pada tahun 1964, setelah pelaksanaan peringatan ulang tahun Sholawat Wahidiyah yang pertama, di Kedunglo diadakan Asrama Wahidiyah I yang diikuti para kyai dan tokoh agama dari daerah Kediri, Tulungagung, Blitar, Nganjuk, Jombang, Mojokerto, Surabaya, Malang, Madiun dan Ngawi. Asrama ini dilaksanakan selama tujuh hari tujuh malam. Kuliah-kuliah Wahidiyah diberikan langsung oleh Beliau sendiri. Di dalam Asrama ini lahirlah kalimat nidak “YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOOH”. Untuk melengkapi amalan Sholawat Wahidiyah yang telah ada, kalimat nidak tersebut dimasukkan dalam Lembaran Sholawat Wahidiyah, ditempatkan sesudah Yaa Syafi’al Kholqissholaatu was salaam…dst. Lembaran Sholawat Wahidiyah yang berisikan tiga rangkaian itu beredar dengan tidak ada perubahan sampai awal tahun 1968. Asrama Wahidiyah II selama 6 enam hari, dari Senin sampai Ahad tanggal 5 – 11 Oktober 1965 di Kedunglo. Di dalam Kuliah Wahidiyah yang Beliau sampaikan, antara lain Beliau menerangkan tentang GHOUTSUZ-ZAMAN dengan panjang lebar. Pada saat itu lahir dari kandungan Beliau عَلَيْكَ رَبِّنِي بِإِذْنِ اللهْ مُوْصِلْةٍ لِلْحَضْرَةِ الْعَلِيَّةْ ◙ ◙ يَآ أَيُّهَا الْغَـوْثُ سَلاَمُ اللهْ وَانْظُرْ اِلَىَّ سَـِّيدِىْ بِنَظْرَةْ Pada tahun 1965 Beliau memberi ijazah lagi berupa kalimat nidak Fafirruu Ilallooh dan Waquljaa Alhaqqu …dst. Kalimat nidak ini pada saat itu juga belum dimasukkan dalam rangkaian pengamalan Sholawat Wahidiyah, tetapi dibaca oleh imam dan makmum pada akhir setiap do’a. Begitu juga Waquljaa Alhaqqu …dst belum dirangkaikan dengan Fafirruu Ilallooh seperti sekarang. Tentulah ini suatu kebijaksanaan yang mengandung berbagai macam hikmah dan sirri-sirri yang kita tidak mampu menguraikan. Tegasnya kita tidak tersebut merupakan suatu jembatan emas yang menghubungkan tepi jurang pertahanan nafsu di satu sisi dan tepi kebahagiaan yang berupa kesadaran kepada Alloh wa Rosuulihi, di sisi lain. Para Pengamal Sholawat Wahidiyah menyebutnya “ISTIGHOTSAH”. Bacaan ini tidak langsung dimasukkan ke dalam rangkaian Sholawat Wahidiyah dalam lembaran-lembaran yang diedaran kepada masyarakat. Tetapi para Pengamal Wahidiyah yang sudah agak lama dianjurkan untuk mengamalkannya terutama dalam mujahadah-mujahadah khusus. Pada tahun 1968 lahir Sholawat عَلىَ مُحَمَّدٍ شَفِيْعِ اْلأُمَـمِ بِالْواَحِـدِيَةِ لِرَبِّ الْعاَلَمِيْنْ قَرِّبْ وَاَ لِّفْ بَيْنَنَا يَا رَبَّناَ ◙ ◙ ◙ يَا رَبَّناَ اللّهُـمَّ صَلِّ سَـلِّم وَاْلآلِ وَاجْعَلِ اْلاَناَمَ مُسْرِعِيْنْ يَا رَبَّناَ اغْفِرْ يَسِّرْ اِفْتَحْ وَاهْدِناَ Pada tahun 1971, menjelang pemilu di negara kita, lahirlah Sholawat Kemudian Yaa Ayyuhal Ghoutsu Salaamulloh…dst dan sholawat ini dimasukkan ke dalam lembaran Sholawat Wahidiyah yang diedarkan kepada masyarakat. صَلاَ تُهُ عَلَيْكَ مَعْ سَلاَمِهِ خُذْبِيَدِى يَا سَيِّدِى وَاْلأُمَّةِ ◙ ◙ يَاشَـافِعَ الْخَلْقِ حَبِيْبَ اللهِ ضَلَّتْ وَضَلَّتْ حِيْلَتىِ فىِ بَلْدَتِى ْيَا سَيِّدِى يَا رَسُوْلَ الله Kemudian Sholawat ini dimasukkan ke dalam Lembaran Sholawat Wahidiyah diletakkan sesudah Yaa Ayyuhal Ghouts… dst sebelum Yaa Robbanallohumma Sholli Sallimi…dst. Pada tahun 1973 Beliau menambah do’a Alloohumma Baarik Fima Kholaqta wa Hadzihil Baldah belum ada kalimat . Pada tahun 1973 bacaan nidak Fafirruu Ilallooh dirangkaikan dengan Wa qulja Alhaqqu…dst dan didahului dengan do’a بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَللّهُمَّ بِحَقِّ اْسمِكَ اْلاَعْظَمْ وَبِجَاهِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمْ وَبِبَرَكَةِ غَوْثِ هَذاَالزَّماَنِ وَأَعْوَانِهِ وَسَآئِرِاَوْلِيآئِكَ يَا الله, يَا الله, يَاالله رَضِىَ الله 3 x تَعاَلىَ عَنْهُمْ 3 x بَلِّغْ جَمِيْعَ الْعاَلَمِيْنْ نِدآءَناَ هَذاَ وَاجْعَلْ فِيْهِ تَأْثِيْرًا بَلِيْغاً 3 x فًإِنَّكَ عَلىَ كُلِّ شَئْ ٍقَدِيْرٌ وَبِاْلإِجَابَةِ جَدِيْرُ 7 xفَفِرُّواْ اِلىَ الله ْ 3x وَقُلْ جَآءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ اْلبَاطِلَ اِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوْقاً Pada hari Kamis wage jam wib, tanggal 19 Juni 1975 13 Jumadil Awal 1395 H mulai dilaksanakan nidak Fafirruu Ilallooh dengan berdiri menghadap empat penjuru yaitu pada saat acara Mujahadah dalam rangka peletakan batu pertama Masjid Desa Tanjungsari, Boyolangu, Tulungagung Masjid KH. Zaenal Fanani Demikian penambahan dan penyempurnaan Sholawat Wahidiyah secara berturut-turut seirama dengan pengem-bangan dan penyepurnaan Ajaran Wahidiyah yang diberikan oleh Hadhrotul Mukarrom Romo Yai Muallif Sholawat Wahidiyah sesuai dengan kebutuhan situasi dan kondisi ummat masyarakat baik di dalam maupun luar negeri. Pada tahun 1978 Beliau menambah do’a Alloohumma Barik fii ma kholaqta..dst Tahun 1980 ada tambahan dalam Sholawat Ma’rifat, yaitu sesudah bacaan وَتَرْزُقَناَ تَمَامَ مَغْفِرَتِكَ ditambah . Demikian juga setelah وَتَمَامَ نِعْمَتِكَ dan seterusnya sampai َتَمَامَ رِضْوَانِكَ ditambah menjadi seperti dalam Lembaran Sholawat Wahidiyah sampai sekarang. Tahun 1981 doa اللهُمَّ بَارِكْ فِيْمَا خَلَقْتَ وَهَذِهِ اْلبَلْدَةْ ditambah يَاالله dan doa اللهُمَّ بَارِكْ فى هذه المجاهدة ياآلله dirobah menjadi وفى هذه المجاهدة ياآلله Sehingga rangkaiannya menjadi اللهُمَّ بَارِكْ فِيْمَا خَلَقْتَ وَهَذِهِ اْلبَلْدَةْ يَاالله وَفِى هَذِهِ الْمُجَاهَدَةْ ياآلله Pada tanggal 27 Jumadil Akhir 1401 H atau tanggal 2 Mei 1981 M Lembaran Sholawat Wahidiyah yang ditulis dengan huruf al-Qur’an huruf Arab diperbaharui dengan susunan yang sudah lengkap dengan disertai petunjuk cara pengamalannya, Ajaran Wahidiyah dan keterangan tentang ijazah dari Beliau secara mutlak. Susunan dalam Lembaran Sholawat Wahidiyah seperti itu tidak ada perubahan hingga sekarang kecuali beberapa kalimat dalam penjelasan keterangan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan aturan bahasa. Proses tersusunnya Sholawat Wahidiyah menjadi lengkap seperti pada LEMBARAN SHOLAWAT WAHIDIYAH sekarang ini berlangsung selama 17 tahun 7 bulan 17 hari. Demikian secara kronologis, sejarah ringkas lahirnya Sholawat Wahidiyah dari awal sampai penyempurnaan disetiap periode. Setiap penyempurnaan sudah barang tentu memiliki sirri-sirri rahasia yang kita tidak mengetahui secara pasti. Hanya ada sebagian dari Pengamal Wahidiyah yang ditunjukkan sirri-sirrinya secara bathiniyah. [1] Informasi dari KH Muhaimin, Mojoroto, Kediri. [2] Sumber dari Ibu Nyai Hj. Shofiyah Madjid istri KH Abdoel Majid Ma’roef.
sholawat wahidiyah dan artinya